Malang, sebuah kota indah di Jawa Timur, tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga memiliki sejumlah museum yang menarik untuk dijelajahi. Jika Anda berencana untuk liburan keluarga di Malang, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi museum-museum unik ini. Berikut adalah delapan wisata museum di Malang yang pasti membuat liburan keluarga Anda lebih berwarna.
1. Museum Brawijaya
Museum Brawijaya merupakan salah satu museum di malang yang memiliki banyak sejarah. Museum yang terletak di Jalan Ijen No. 25A, Malang ini didirikan oleh seorang Purnawirawan Brigjen TNI yang bernama Soerachman. Museum Brawijaya dibangun pada tahun 1967 dan diresmikan pada tahun 1968.
Museum Brawijaya didirikan tidak hanya dijadikan sebagai tempat wisata, namun bisa dijadikan sebagai media pembelajaran. Museum ini menyimpan berbagai peninggalan pada zaman penjajahan. Terdapat 1.642 koleksi yang tersebar di 5 lokasi berbeda.
Lokasi pertama berada di taman halaman depan. Tempat ini disebut taman senjata atau Agne Yastra Loka. Terdapat beberapa jenis peninggalan seperti Patung Jenderal Soedirman, Senjata Penangkis Serangan Udara (PSU), Meriam 3,7 Inch (Si Buang), Tank buatan Jepang yang dirampas arek Suroboyo pada bulan Oktober 1945, Tank Amfibi AM Track ini digunakan Belanda untuk menduduki Kota Malang pada masa Perang Kemerdekaan I.
Lokasi kedua yaitu ruang lobi. Ruang lobi berada di antara ruang koleksi I dan II. Ruang ini terdapat foto-foto Wali Kota Malang, foto-foto panglima Kodam, lambang Kodam, peta Indonesia, mobil desoto, hingga relief kekuasaan kerajaan Majapahit.
Ruang koleksi I yang berada di sebelah utara ruang lobi terdapat peninggalan berupa benda – benda koleksi tahun 1945-1949, sedangkan ruang koleksi II berisi benda – benda koleksi dari tahun 1950 – 1976. Ruangan terakhir berada belakang dan berisi ada gerbong maut, perahu Segigir, dan perpustakaan militer.
2. Museum Mpu Purwa
Museum Mpu Purwa, museum yang berada di tengah kota Malang ini wajib untuk dikunjungi. Museum ini terletak Jalan Soekarno-Hatta No. 210, Perum Griyashanta, Kel Mojolangu, Kec Lowokwaru, Kota Malang.
Diresmikan oleh Bapak Muhadjir Effendy pada tahun 2018, museum ini digunakan untuk menyimpan benda-benda peninggalan zaman Kerajaan Kanjuruhan abad VIII M, hingga masa akhir Kerajaan Majapahit abad XVI M. Benda-benda purbakala ini ditemukan di berbagai daerah di Kota Malang, ada juga beberapa peninggalan yang berasal dari Daerah Kediri.
Museum ini diambil dari nama “Mpu Purwa’’ yang merupakan tokoh religius masyarakat jawa Kuno yang hidup sekitar abad XII Masehi. Sebelum adanya Museum Mpu Purwa, peninggalan-peninggalan tersebut berada di DPU Jalan Halmahera dani di Taman Rekreasi Senaputra.
Pada tahun 2001 Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Pendidikan mengumpulkan dan memindahkannya ke gedung bekas SDN Mojolangu 2 Malang yang sampai saat ini dipanggil dengan nama museum “Mpu Purwa’’
Terdapat beberapa jenis peninggalan yang ada di museum Mpu Purwa seperti arca, candi dan prasasti. Total keseluruhan koleksi peninggalan yang dimiliki museum ini sejumlah 136 buah. Beberapa koleksi tersebut berupa arca Ganesya Bunulrejo, Ganesya Tikus, Brahma Catur Muka, Siwa Mahaguru, Dewi Laksmi, Bodhisatwa, Prasasti Muncang dan Prasasti Dinoyo.
3. Museum Musik Indonesia
Museum Musik Indonesia atau yang biasa disebut MMI ini terletak di Jl. Nusakambangan No. 19 Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen, Kota Malang. MMI ini dulunya memiliki nama Galeri Malang Bernyanyi. Museum ini didirikan oleh salah satu anggota komunitas kayu tangan, komunitas yang eksis pada tahun 1970 yaitu Ir. Hengki Herwanto.
Komunitas ini berisi para organisator yang berasal dari Malang. Namun pada tahun 2009, komunitas tersebut berganti nama menjadi Galeri Malang Tarik (Bernyanyi).
Dengan bergantinya nama tersebut, bertambah pula koleksi yang dimiliki di museum. Akhirnya pada tahun 2015 Galeri Malang Bernyanyi bertransformasi menjadi Museum Musik Indonesia dan didaftarkan di Kementerian Hukum dan HAM sebagai Museum Musik Indonesia.
Museum Musik Indonesia memiliki kurang lebih 35.000 koleksi. Koleksi tersebut berupa compact disk (CD), kaset, majalah, poster, buku, baju artis, alat musik tradisional, peralatan audio, dan album foto.
Jenis koleksi yang paling banyak adalah kaset dan kaset tersebut berasal dari berbagai dunia seperti Afrika, Amerika, Mesir. Maroko, Thailand, Malaysia, Timor Leste, Singapura, Jepang, Senegal.
4. Museum Zoologi Frater Vianney
Museum Zoologi Frater Vianney, museum pertama di Malang yang menampilkan berbagai jenis biota laut yang telah diawetkan. Museum ini didirikan pada tanggal 5 September 1998 oleh Frater. M. Vianney, BHK yang merupakan seorang guru sekaligus kepala sekolah di SGA (Sekolah Guru Atas) di Flores.
Untuk mendalami studinya dalam bidang bidang studi ilmu hayat (Biologi), Frater Vianney mulai mengumpulkan reptil dan cangkang moluska.
Karena koleksi spesimen yang dikumpulkan oleh Frater Vianney semakin banyak, akhirnya dibukalah sebuah museum yang bernama Museum Zoologi Frater M.Vianney, BHK. Selain untuk menyimpan koleksi, tempat ini juga didedikasikan untuk mengenang jasa beliau.
Museum yang terletak di Jl Mahameru VE No 10, Tidar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang ini memiliki 12.249 spesimen hewan yang diawetkan.
Beberapa spesimen tersebut seperti cangkang keran (konkologi), reptil yang diawetkan. Namun tidak semua spesimen temuan Frater Vianney terdapat di museum ini karena sebagian diserahkan ke Perguruan Tinggi yang ada di Kupang yang digunakan sebagai bahan ajar dan penelitian.
5. Museum Ganesya
Tidak hanya museum Mpu Purwa yang menjadi tempat peninggalan benda-benda purbakala, museum Ganesya yang berada di Perumahan Graha Kencana, Jl, Balayosari, Malang ini juga menampilkan peninggalan purbakala. Museum yang merupakan bagian dari Hawaii Grup ini terbilang museum yang cukup baru karena didirikan pada tahun 2019.
Museum Ganesya atau yang biasa disebut Gelar Indonesia Budaya merupakan sebuah pusat pengetahuan sejarah dan artefak di Jawa Timur. Museum ini berfungsi sebagai pusat pengetahuan tentang sejarah dan budaya kerajinan Jawa Timur. Koleksi museum ini didasarkan pada penelitian etnografi dan mencakup berbagai artefak yang menunjukkan keragaman budaya dan pentingnya sejarah Jawa Timur.
Koleksi-koleksi di Museum Ganesya ini berkaitan dengan kerami atau alat logistik pada zaman dahulu terutama pada masa Kerjaan Singhasari dan Kerajaan Majapahit. Terdapat koleksi lainnya berupa beragam jenis topeng, manik-manik bersejarah, peninggalan preseiden dari masa kepemimpinan Soekarno hingga Jokowi, koleksi guci antik, hingga koleksi gamelan dan wayang yang dapat dimainkan oleh pengunjung.
6. Indonesian Old Cinema Museum
Tak banyak yang tau, ternyata Indonesian Old Cinema Museum berada di tengah-tengah kota Malang yaitu berada di Jl Soekarno Hatta nomor 45. Pada tahun 2004, Hariadi mendirikan toko layar bernama Cinedex yang berarti “bioskop gedek” karena terbuat dari layar bambu.
Sayangnya Cinedex tidak bertahan lama karena kehadirannya di layar ponsel terus menurun. Seiring kemajuan teknologi, tayangan langsung digantikan oleh bioskop yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Meski Cinedex sudah tutup, Hariadi tetap menyimpan semua peralatan pemutaran film dan film-film lama yang menjadi koleksi pribadinya. Pada tahun 2017, Hariadi memutuskan untuk mendirikan Museum Film Lama Indonesia sebagai tempat pameran seluruh koleksinya.
Selain itu, ia juga ingin mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, mengenai segala alat, termasuk proses pembuatan film yang bersifat kuno dan lebih kompleks dibandingkan era digital saat ini.
Beberapa koleksi yang ada di museum di Malang ini seperti proyektor, film analog yang masih menggunakan pita seluloid, gulungan film, serta banyak poster dan tabloid film tahun 90-an.
7. Museum Angkut
Bergeser ke arah barat kota Malang, museum yang terletak di Jl. Sultan Agung No. 2, Ngaglik, Kota Batu ini menjadi ikon dan tempat yang wajib untuk dikunjungi. Museum angkut, museum yang menampilkan berbagai koleksi transportasi dari berbagai negara di Dunia.
Terdapat beberapa mobil dan sepeda motor yang sangat langka. Salah satu tempat wisata pertama di Indonesia bahkan Asia, museum ini memiliki koleksi lebih dari 300 mobil antik, vintage, dan modern, baik bermesin maupun tanpa mesin.
Didirikan pada tanggal 9 Maret 2014, Museum Angkut sebelumnya merupakan rumah bagi Batu Secret Zoo, Jatim Park I dan II, Batu Night Spectacular, Eco Green Park, dan Museum Satwa. Tujuan dibangunnya museum ini adalah untuk memberikan edukasi mengenai sejarah dunia otomotif. Pengunjung bisa melakukan tour ke beberapa spot yang ada.
- Spot edukasi, spot yang menampilkan alat transportasi bernilai sejarah dari dalam dan luar negeri, yang mencerminkan visi dan misi Jatim Park Group sebagai pengelola. Salah satu kendaraan yang paling populer di sini adalah Chrysler Windsor Deluxe yang pernah digunakan oleh Presiden Sukarno.
- Spot Sunda, spot ini menampilkan nuansa masa lalu Batavia berupa pelabuhan terbesar pada masa penjajahan Belanda yang didominasi oleh penduduk Belanda. Landmark yang ada di sini merupakan replika Menara Shabandar dan berbagai sarana transportasi zaman Belanda yang ada pada masa penjajahan Eropa di Indonesia dan masa penjajahan Belanda di Indonesia.
- Spot Gang Town & Broadway Street, Spot populer dengan latar yang mengingatkan pada film gangster Amerika era Al Capone. Bagi pecinta selfie, zona ini pasti menjadi spot foto yang digemari. Dan masih banyak lagi spot-spot wajib untuk di eksplore.
Selain tour di spot-spot unik, terdapat berbagai replika landmark dari berbagai negara di dunia dengan latar belakang kendaraan yang bisa dijadikan spot foto ala-ala band The Beatles.
8. The Bagong Adventure Museum Tubuh
Bagong Adventure museum tubuh adalah museum tubuh manusia pertama di Indonesia dan saat ini merupakan yang terbesar di Asia. Terletak di kawasan Jawa Timur Park 1, Jalan Kartika No 2, Kota Wisata Batu, museum ini resmi dibuka pada 20 Desember 2014. Keberadaannya yang berdekatan dengan area lain menjadikannya objek wisata yang sempurna untuk liburan dan edukasi bersama keluarga.
Tersebar di lahan seluas kurang lebih 3,5 hektar, museum tubuh ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas multimedia modern. Museum di Malang ini terdiri enam lantai yang dibangun berbentuk relief manusia yang menggambarkan tokoh Bagong.
Setiap lantai terdapat 13 zona, dimulai dari zona otak dan terdiri dari gigi, mata, telinga, mulut, hidung, tulang, jantung, hati, paru-paru, usus besar, usus halus, lambung, pembuluh darah, dan beberapa zona lainnya.
Pengunjung juga mendapatkan fasilitas cek kesehatan gratis berupa cek gula darah, kolesterol, asam urat, tekanan darah, berat badan ideal, tinggi badan ideal, osteoporosis, dan kesehatan mata.
Dengan mengunjungi museum-museum ini, liburan keluarga Anda di Malang akan menjadi lebih berkesan dan penuh pengetahuan. Jangan lewatkan untuk mengabadikan momen-momen berharga bersama keluarga di setiap destinasi yang Anda kunjungi!
SUMBER : https://tugujatim.id/10-museum-di-malang-untuk-wisata-keluarga/